AKUNTANSI UNPAB

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI, MEDAN - SUMATERA UTARA.

AKUNTANSI UNPAB

TEGAKKAN PASAL 33 UUD 1945 SEBAGAI DASAR PONDASI KITA DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA MINERAL.

AKUNTANSI UNPAB

PENGUSAHA UKM TANTANG LASKAR JAKET KUNING MENGEMBANGKAN KRIPIK WARALABA.

AKUNTANSI UNPAB

SUASANA KAMPUS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI.

AKUNTANSI UNPAB

REKTOR H.M. ISA INDRAWAN(UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI)YANG SEDANG MENERIMA PENYERAHAN BURSA KERJA ONLINE DARI MENTERI PENDIDIKAN.

Jumat, 13 Januari 2012

TEGAKKAN PASAL 33 UUD 1945 SEBAGAI DASAR PONDASI KITA DALAM MENGELOLA ENERGI SUMBER DAYA MINERAL



Seminar Nasional Serikat Pekerja Pertamina  Upms I (SPP – UPms I) yang diadakan di Balai Raya Tiara Convention Center  bertemakan “Jual Beli Kebijakan Energi :  Sebuah Kritik Peningkaran Pasal 33 UUD 1945” turut dihadiri oleh Sabaruddin Abadi Baros (Ketua Serikat Pekerja Pertaminan UPMS I), Permadi SH. (Peyambung Lidah Bung Karno), Faisal Yusra MM. (Moderator), drg. Ugan Gandar (ketua Federasi serikat Pekerja Pertamina Bersatu dan Sekjen DGI), Jhon F Tafbu Ritongan SE., (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara), Perwakilan Gubernur, Perwakilan dari Walikota, Perwakilan dari Bupati serta dari Mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara, Mahasiswa Universitas Islam Sumatra Utara dan dari LSM se Kota Medan, Kamis (12/01).

Seminar Nasional yang dimaterikan oleh Sabaruddin Abadi Baros mengatakan bahwa Energi Sumber Daya Mineral merupakan salah satu tulang punggung Negara dan itu harus kita jaga dan lestarikan. Dan di dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa “(1)Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” dan kita lihat sekarang bahwa banyak energi Indonesia yang dikelola oleh investor asing dan  hasil dari energi tersebut hanya beberapa persen yang dikasi keindonesia dengan alasan bahwa Indonesia tidak bisa mengelola energinya sendiri, tapi sekarang beda dunia telah berubah seiring berjalannya waktu, sekarang pertamina sudah bisa mengelola energinya sendiri kenapa kita sekarang harus memberikannya ke investor asing dan harapan masyarakat Indonesia kepada DPR RI agar sumber daya energi kami dikembalikan seutuhnyan dan yang kami inginkan  Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945 dijalankan seutuhnya, dan jangan biarkan rakyat Indonesia menderita karena ulah pejabat – pejabat Negara yang korupsi.
Dan Permadi SH juga menambahkan dalam materinya beliau mengatakan bila Energi Sumber Daya Manusia dikuasai perorangan atau swasta maka, Rakyat Indonesia tertindas dan ini sudah terbukti terjadi di Negara Indonesia, Negara kita tidakkan maju bila kita tidak bisa mandiri, sudah saatnya Indonesia bangkit dengan cara mengelola energinya sendiri dan saya harapkan kepada Presiden RI, DPR – RI, Pemerintah Indonesia dan Partai Politik Indonesia agar Pasal 33 Undang – Undang Dasar 1945 dijalankan dengan benar biar rakyat Indonesia tidak menderita lagi dan bisa maju kedepannya.
Dengan semangat yang mengebu – gebu, drg. Ugan Gandar juga menyampaikan bahwa sudah saatnya rakyat Indonesia untuk mandiri dalam mengelola energinya sendiri karna rakyat Indonesia memiliki hak seutuhnya atas energinya sendiri dan biarkan rakyat Indonesia mengelolanya sendiri karena rakyat Indonesia itu mampu dan mandiri. Kapan kita akan maju bila energi kita masih dimiliki orang lain. Wahai rakyat Indonesia bangunlah anda dari tidur panjang anda dan anda harus bisa menjadi rakyat mandiri dan maju serta merdeka selamanya.
Dan diakhiri seminar Nasional dengan berdoa kepada Allah SWT yang dipimpin olah KH Amiruddin MA., didalam doa yang beliau bacakan semoga seminar ini membuka hati para pejabat Negara untuk menjalankan pasal 33 UUD 1945 dengan benar, dan biarkan energi diindonesia di kelola oleh rakyat karna ini milik rakyat Indonesia seutuhnya, dan semoga Indonesia menjadi Negara yang baldaton toyibaton, makmur, aman serta maju dan baliau menambahkan sebaik – baiknya anda adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi yang hadir diseminar nasional sangat antusias mendengar seminar tersebut, karna didalamnya terdapat banyak sekali ilmu yang kami dapati, baik dari ilmu ekonomi maupun dari ilmu politik serta didalamnya terdapat banyak semangat pejuang yang akan membela Negara sampai titik darah penghabisan, dan kami bangsa Indonesia yakin bahwa rakyat Indonesia pasti mendapatkan hak untuk mengelola energinya sendiri karena didalam pasal 33 Undang – Undang Dasar 1945 jelas dikatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Writter By Nasier Jr (ESP/UNPAB)

Selasa, 03 Januari 2012

STRATEGI FAKULTAS EKONOMI DALAM MENCIPTAKAN SDM UNGGUL MELALUI UJI KOMPETISI AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

“kalau jawaban sudah diyakini silahkan di’klik’, dan kalau masih ragu silahkan anda pikirkan bersama kelompok” demikian yang dikatakan Nazli Azwani, selaku koordinator program Uji Kompentensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.   

Program ini merupakan tindak lanjut Fakultas Ekonomi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap cerdas, serta bertanggungjawab bagi mahasiswa di Fakultas Ekonomi. Ditambahkan lagi oleh Nazli, “bahwa kegiatan ini bukan hanya di ikuti oleh mahasiswa program studi akuntansi saja, tetapi mahasiswa program studi  manajemen dan ekonomi pembangunan juga sangat berminat untuk menguji kemampuan dirinya”.

Data terakhir diperoleh 19 kelompok (57 orang) peserta kegiatan ini, dan sangat menarik keikutan peserta mahasiswa program studi manajemen dan ekonomi pembangunan menjadi suasana di laboratorium komputer Fakultas Ekonomi menjadi lebih berwarna, dan nuasa belajar semakin meningkat di maisng-masing mahasiswa peserta uji kompentensi ini.

Nazli Azwani, SE., menambahkan, “bahwa peserta dengan sengaja dibagi atas dasar kelompok, dengan tujuan tetap membiasakan mahasiswa bekerja atas dasar team work. Begitu juga halnya dengan memanfaatkan komputer dan jaringan internet, ini juga upaya tetap membiasakan mahasiswa terhadap internet”.

Ditempat yang berbeda, setelah melakukan kunjungan ke kegiatan uji kompetensi akutansi Fakultas Ekonomi, di ruang kerja Dekan FE UNPAB, bapak Muhamat Toyib Daulay, SE., MM., menyatakan bahwa kegiatan uji kompentensi akutansi ini merupakan sebuah rangkaian dari kegiatan Test Kemampuan Akademik Mahasiswa yang dilakukan di awal mahasiswa diterima di fakultas Ekonomi UNPAB ini. Sehingga kedepan kita bisa lakukan analisa dan evaluasi diri mahasiswa lebih baik, dan bagi dosen hasil Tes Kemampuan Akademik dan Uji Kompentensi sangat penting untuk mengetahui perkembangan mahasiswanya, serta mampu memberikan metode pengejaran yang terbaiknya. 

Dan mungkin dibulan depan Program Studi Manajemen dan Ekonomi Pembangunan akan melakukan hal yang sama juga”, demikian yang ditambahkan oleh Nazli Azwani, yang saat ini juga menjabat sebagai assisten program studi akuntansi, dan juga masih menjalankan program studi S2 master akuntansi di Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Medan, 30 Desember 2012/Efrizal Adil Lubis

PENGUSAHA UKM TANTANGAN LASKAR JAKET KUNING MENGEMBANGKAN KERIPIK WARALABA

“saya tawarkan kepada adik-adik mahasiswa yang kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi untuk mengembangkan usaha kripik Lutvia ini, kita buat keripik waralaba. Saya tunggu masukan mahasiswa bisnis ini...” ujar Pak Muhdi, S.Ag., pengusaha UD. Keripik Lutvia kepada mahasiswa Semester satu, program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi UNPAB, pada kunjungan lapangan mereka dalam kaitan mata kuliah Pengantar Bisnis ke perusahaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Keripik Lutvia di desa Tuntungan II, kecamatan Pancur Batu, pada hari Senin, 19/12 lalu.
Bergerak dari kampus tepat jam 10.00 Wib, dan kebetulan hari ini hujan terus membasahi tanah deli ini. Namun ke tigapuluh mahasiswa berjaket kuning ini tetap semangat dan bersukacita menelusuri perjalanan dari kampus UNPAB ke desa Tuntungan II, ke pabrik pembuatan keripik Lutvia.
Kehangatan pak Muhdi ketika menyambut kedatangan laskar jaket kuning, menjadikan pagi yang terus diguyur hujan tak terasa lagi menyulitkan. Bahkan menjadikan suasana lebih akrab. Seolah-olah kehadiran mahasiswa bagaikan menantikan anak yang berjuang di bangku sekolahan dalam mencapai cita-citanya. Sapaan dan yel-yel yang diterapkan pak Muhdi, menjadikan pagi ini begitu bercahaya dan penuh harapan.
Duduk diatas tikar plastik dengan suguhan keripik menambah hangatnya pertemuan ini. Acara dibuka oleh Efrizal Adil Lubis, SE., MA. dosen pengasuh mata kuliah pengantar bisnis, dan dilanjutkan dengan paparan pak Muhdi yang pagi ini menjadi narasumber dalam diskusi bisnis UKM. Mahasiswa satu persatu mengajukan pertanyaan yang jauh sebelum pertemuan ini telah dipersiapkan mereka beradasarkan kelompok kerja. Mulai dari pertanyaan tentang bentuk usaha, manajemen, produksi, tenagakerja, tanggungjawab sosial bisnis, pengaruh lingkungan global, modal dan manajemen keuangan usaha keripik lutvia. Tanpa merasa perlu disimpan-simpan, pak Muhdi dengan gamblang menceritakan sejarah berdiri hingga kiat-kiat suksesnya kepada mahasiswa. Laskar jaket kuning, yang haus informasi terus saja mengajukan pertanyaan yang kritis. Narasumber hari ini juga tidak kalah semangatnya, pak Muhdi begitu piawai menjawab semua pertanyaan mahasiswa yang kehausan terhadap ilmu bisnis ini.
“Memang mahasiswa harus berpikir kritis dan kreativitas karena itu merupakan karakteristik penting bagi manajer di abad 21 ini, karena pelaku bisnis kedepan perlu melihat dari berbagai jenis situasi, menggambarkan hubungan di antara informasi yang terpisah, dan mengembangkan solusi-solusi yang berorientasi pada bisnis masa depan yang lebih global dan berkompetitif”, kata Efrizal Adil Lubis, SE., MA. Dosen pembimbing rombongan mahasiswa jaket kuning ini ke UD. Kripik Lutvia. Lain halnya pendapat salah satu mahasiswa peserta kunjungan lapangan ini, yang mengatakan “selama ini kami selalu belajar dari buku-buku saja, kalau pun ada dari keluarga yang membuka usaha, namun tidak pernah kami dapatkan kiat-kiat pelaku bisnis yang sebenarnya, seperti mereka melalui perubahan-perubahan yang kini semakin tinggi, seperti komputer dan internet, ternyata pengusaha UKM juga udah melakukan terobosan ini. Kalau tidak ada kunjungan seperti ini, mana mungkin kami tahu perubahan-perubahan seperti ini, walau dipelajari tetapi pasti tidak paham benar..” demikian yang dikatakan Andrianus Siregar, Mahasiswa Semester 1, program studi akutansi ini.
Pak Muhdi membawa mahasiswa keliling pabriknya, mulai dari pengolahan bahan baku, pengeringan, pemotongan, sampai dengan pengemasan dan kiat-kiat pemasarannya kepada peserta kunjungan lapangan. Selanjutnya mahasiswa dibawa usaha pengembangan keripik lutvia ini, yaitu pemanfaatan limbah bahan baku menjadi tepung, dan pakan ternak. Keripik Lutvia telah di eksport ke Korea selatan untuk penganan pizza, dan limbah yang diolah menjadi pakan ternak di eksport ke Australia untuk penggemukan sapi-sapi disana. Beliau juga menawarkan kepada mahasiswa untuk menjadi mitra bisnis, dengan membuka outlet-outlet keripik lutvia, dengan model bisnis waralaba, atau mahasiswa siap memasarkan mesin-mesin potong ubi ciptaan pak Muhdi ke masyarakat luas, dengan pembagian keuntungan dalam penjualan ini.
Diakhir kunjungan ini, laskar jaket kuning menyerahkan plakat kenang-kenangan UNPAB kepada pak Muhdi selaku owner CV. Keripik Lutvia. Dan dilanjutkan dengan berfoto bersama di lokasi pabrik. Serta pesan pak Muhdi kepada Laskar jaket Kuning “tolonglah saudara-saudara bantu UKM ini dengan melakukan pelatihan-pelatihan tentang keuangan, pajak, dan pemasaran, karena kami selalu ketinggalan, sedangkan kalian adalah ilmuan yang tetap ter up date informasi...”.
Sepanjang jalan kembali ke kampus, para Laskar Jaket Kuning memanfaatkan waktu di mobil berdiskusi menanggapi tawaran dari pengusaha UKM tersebut. “sayang tidak dimanfaatkan, karena kesempatan tidak pernah datang kedua kalinya...” kata Ika Kartika, mahasiswa Fakultas Ekonomi UNPAB.

Medan, 20 Desember 2011/Efrizal Adil Lubis.